Sudah awal menikah, semua berjalan begitu indah dan menyenangkan. Namun, selama bertahun-tahun kehadiran sang buah hati yang Anda idam-idamkan bersama pasangan masih sebatas impian. Belum menjadi kenyataan.
Anda harus menerima kenyataan pahit ketika bertambah lagi satu masalah, ejakulasi dini. Mungkin Anda berpikir bahwa ejakulasi dini menjadi "kambing hitam" susahnya mendapatkan keturunan. Sebagai usaha untuk mengatasinya, Anda pun menempuh berbagai cara termasuk mengkonsumsi obat kesuburan. Namun, setelah beberapa bulan meminum obat yang Anda beli belum juga mendatangkan hasil. Tidak Ada Hubungannya Antara Ejakulasi Dini dan Kesuburan Pria Setelah Anda membaca ilustrasi cerita di atas (mungkin sesuai dengan kenyataan yang Anda alami), Anda akan mengetahui hubungan antara ejakulasi dini dengan kesuburan. Apakah ejakulasi dini bisa menghambat kehamilan? Anda mungkin pernah mendengar dari orang yang Anda anggap "ahli" dalam hal kesehatan pasutri mengenai sperma encer. Sperma encer sering dikaitkan erat dengan ketidaksuburan pria sehingga istri sulit hamil. Ada satu hal penting yang perlu Anda ketahui bahwa dalam "dunia kedokteran" tidak ada istilah sperma encer. Kemudian, soal hubungan antara ejakulasi dini dan kesuburan pria. Ketika Anda tidak bisa mengendalikan ejakulasi sehingga cairan sperma keluar terlalu cepat, maka Anda bisa dikatakan mengalami ejakulasi dini. Ejakulasi dini merupakan salah satu gangguan seksual yang dapat menganggu hubungan intim, baik dari pihak suami maupun istri tidak merasakan kepuasan. Pria penderita ejakulasi dini kemungkinan spermanya normal yang artinya tidak ada masalah pada kesuburannya. Seorang pria yang tidak mengalami ejakulasi dini bisa saja mengalami gangguan pada spermanya sehingga ikut menganggu kesuburannya. Dari sini Anda dapat mengambil kesimpulan, cepat atau tidaknya ejakulasi pria tidak ada kaitannya dengan kesuburan. Pisahkan Antara Mengobati Ejakulasi Dini dengan Mengatasi Ketidaksuburan Anda pastinya sangat paham perbedaan antara ejakulasi dini dengan kesuburan. Kedua masalah kesehatan reproduksi pria tersebut berbeda penyebabnya sehingga penanganannya pun berbeda pula. Anda perlu memeriksakan diri ke dokter ahli untuk mengetahui adanya gangguan kesuburan atau tidak. Bukan hanya sekali periksa, mungkin bisa lebih dari itu. Jika Anda sudah mengetahui bahwa Anda mengalami gangguan kesuburan, maka selanjutnya adalah mencari penyebabnya. Dengan mengetahui penyebab pasti gangguan kesuburan, dokter akan dengan mudah memberikan obat yang tepat untuk mengatasinya. Penanganan ejakulasi dini pun begitu. Anda perlu melakukan pemeriksaan mengetahui apa penyebabnya baru setelah itu dokter memberikan cara atau obat untuk mengatasi ejakulasi dini. Lakukan Hubungan Seksual Secara Rutin dan Teratur Anda mungkin juga sangat memahami betapa pentingnya frekuensi hubungan seksual terhadap peluang terjadinya kehamilan. Tentu saja akan lebih baik lagi jika Anda dan istri melakukan hubungan seksual ketika wanita pada masa suburnya sehingga dapat memperbesar kemungkinan untuk hamil. Berapa kali hubungan seksual yang baik untuk bisa hamil? Menurut para pakar, pasangan suami istri yang melakukan hubungan seksual dua kali seminggu secara teratur sudah dianggap baik karena kualitas dan kuantitas sperma cukup optimal. Apalagi, ketika Anda dan istri melakukannya secara teratur dan pas dengan masa subur maka semakin besar peluang untuk bisa hamil. Namun dengan catatan, kesuburan dan kesehatan sistem reproduksi kedua belah pihak tidak mengalami gangguan. Jika istri mengalami gangguan kesuburan dan sistem reproduksi tentu juga akan menghambat kehamilan. Oleh karena itu, akan lebih baik jika Anda dan istri secara rutim memeriksakan kesuburan dan kesehatan sistem reproduksi agar tidak terjadi hambatan untuk hamil.
0 Comments
Saat ini, kanker serviks menjadi penyakit yang sering menyerang wanita setelah kanker payudara di Indonesia. Anda pasti menyadari bahwa semua wanita berisiko terkena kanker ganas tersebut.
Perlu Anda ketahui bahwa penyebab kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV) sejenis virus yang juga menyebabkan penyakit kutil pada daerah kelamin. Virus yang dapat hidup di permukaan kulit, bisa kulit kelamin atau kulit tangan ini membutuhkan waktu 6 hingga 17 tahun hingga menyebabkan kanker serviks. Dan yang membuat Anda akan tercengang adalah 85 persen penyebab infeksi HPV berasal dari hubungan seksual. Sisanya dari kontak non-seksual. Sebenarnya, HPV dapat hilang dengan sendirinya dengan mudah apabila tersapu air. Namun, gaya hidup tidak sehat seperti merokok dan lainnya justru dapat meningkatkan risiko masuknya virus berbahaya ini ke dalam leher rahim (serviks). Seperti yang Anda ketahui, kanker serviks cenderung tidak diketahui gejalanya. Oleh karena itu, deteksi dini kanker serviks sangat penting untuk membantu mencegah serangan penyakit mematikan tersebut. Seberapa pentingkah pemeriksaan dini terhadap kanker serviks bagi Anda? Sungguh sangat disayangkan bahwa kesadaran wanita Indonesia untuk melakukan pemeriksaan dini terhadap kanker serviks masih rendah. Bayangan akan ketidaknyamanan dan rasa takut akan bahaya penyakit mematikan ini jika benar-benar terjadi pada tubuh mereka. Wanita baru memeriksakan diri ketika sudah mengalami gejala kanker serviks seperti pendarahan pada vagina. Bukankah ini hanya akan membuat ketidaknyamanan dan ketakutan semakin besar? Menurut saran dari para dokter, idealnya seorang wanita memeriksakan serviks setidaknya tiga sampai lima kali tahun sekali. Jika Anda memiliki keinginan untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, maka Anda dapat mempertimbangkan tiga tes berikut ini : 1. Tes HPV-DNA Tes ini dilakukan dengan mesin untuk mengambil DNA virus. Jika menemukan DNA HPV maka sudah tidak terbantahkan lagi bahwa pasien terkena infeksi virus HPV. Menariknya, pasien bisa mengambil sampel sendiri kemudian mengirimkannya ke laboratorium. Tingkat akurasi tes ini mencapai sekitar 94 persen. Oleh karena tingginya tingkat akurasi tes HPV-DNA ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikannya untuk deteksi dini kanker serviks. Namun, sayangnya biaya untuk tes HPV-DNA masih mahal. 2. Pap Smear Mungkin Anda sudah sering membaca atau mendengar kata Pap Smear. Ini adalah sebuah tes yang berguna untuk memeriksa kondisi pada sel-sel leher rahim (serviks) dan vagina. Jika Anda memeriksakan diri dengan tes Pap Smear secara rutin, maka diharapkan dapat mendeteksi sedini mungkin adanya kemungkinan sel-sel leher rahim berkembang menjadi sel-sel kanker. Para ahli menyarankan para wanita berusia 21 tahun ke atas atau yang sudah melakukan kontak seksual sebelum usia tersebut untuk melakukan tes Pap Smear. 3. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Tes dengan metode IVA merupakan pemeriksaan leher rahim dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) serviks setelah memulasnya dengan larutan asam asetat 3-5%. Tes IVA bertujuan untuk mengurangi morbiditas (keparahan penyakit) atau mortalitas (kemungkinan kematian) dari penyakit kanker serviks sehingga dapat melakukan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan dan mengetahui ketidaknormalan pada serviks. Keunggulan tes IVA antara lain : 1. Biayanya cenderung lebih murah dibandingkan tes DNA-HPV dan Pap Smear dan di beberapa puskesmas gratis. 2. Tes IVA dapat dilakukan di Puskesmas dan klinik -klinik kesehatan. 3. Lebih praktis sebab tidak perlu alat tes laboratorium untuk pengambilan sampel jaringan dan tidak perlu teknisi lab khusus untuk membaca hasil tes. 5. Anda dapat melihat dan mengetahui secara langsung hasilnya tanpa menunggu berminggu-minggu. 5. Sensitivitas IVA dalam mendeteksi kelainan yang terjadi pada serviks lebih tinggi dari pap smear (75%) meskipun dari segi kepastian lebih rendah (85%). Sekarang Anda sudah mengetahui tiga cara deteksi dini terhadap kanker serviks. Apapun pilihan Anda dari ketiga tes tersebut, satu yang paling penting adalah "lebih baik mencegah daripada mengobati" dan "Anda berhak untuk sehat dan harus harus benar-benar memperjuangkannya". Anda pastinya sangat menyadari bahwa hubungan intim bagi pasangan suami istri sangat penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga.
Namun, tidak setiap waktu berjalan mulus bukan? Termasuk ejakulasi dini yang sering menimpa dan menjadi momok menakutkan bagi para pria. Masalah ejakulasi prematur dapat membuat pria stres, malu dan tidak percaya diri dalam urusan di atas ranjang. Jika sudah begitu dan membiarkannya terus menerus, maka perlahan-lahan bisa menggerogoti mahligai rumah tangga. Anda juga mengalami ejakulasi dini? Anda tidak sendiri. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di Drug Discovery Today Juli 2016 lalu, sebanyak 20-30 persen pria mengalami ejakulasi dini. Ejakulasi dini tidak memandang usia, bisa terjadi pada pria usia muda maupun tua. Pengertian Ejakulasi Dini Ejakulasi dini bisa diartikan sebagai kondisi di mana seorang pria tidak mampu mengendalikan keluarnya cairan sperma (lebih sering disebut "ejakulasi") baik sebelum atau saat melakukan penetrasi ke dalam Mrs. V wanita. Soal waktu, seorang pria dikatakan ejakulasi dini jika mengeluarkan cairan sperma 1-2 menit setelah penetrasi. Ini termasuk ejakulasi dini tipe ringan. Jika ejakulasi dini terjadi kurang dari 1 menit atau bahkan sebelum penetrasi, ini sudah termasuk ejakulasi dini tipe berat. Anda mungkin pernah menonton video dewasa yang "benar-benar tidak realistis" di mana pria mampu bertahan lama. Sementara kenyataannya, para pria membutuhkan waktu rata-rata 4-5 menit untuk mengalami ejakulasi selama berhubungan intim. Jauh sekali perbedaannya bukan? Penyebab Ejakulasi Dini Sampai saat ini, para ahli belum menemukan penyebab pasti ejakulasi dini. Tapi, mereka menyimpulkan bahwa penyebab ejakulasi dini bisa dari masalah fisik, kejiwaan/psikologi dan emosional. Kecemasan, stres, depresi dan masalah-masalah emosional dan kejiwaan lainnya dapat menjadi pemicu timbulnya ejakulasi dini. Penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, hipertensi, kadar lemak dalam darah tinggi besar kemungkinannya dapat menyebabkan ejakulasi dini. Pasalnya, penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan persarafan pada jaringan batang Mr.P pria menjadi lebih mudah sensitif, sehingga menganggu fungsi pengendalian untuk menahan ejakulasi. Bagaimana Cara Mengatasi Ejakulasi Dini? Para ahli lebih menyarankan para pria berkonsultasi ke dokter untuk mengatasi ejakulasi dini. Para penderita ejakulasi dini biasanya akan mendapatkan terapi kejiwaan/psikoterapi. Belajar berkomunikasi mengenai disfungsi seksual dengan pasangan juga sangat penting dalam usaha menangani masalah ejakulasi dini. Cara-cara lain untuk mengatasi ejakulasi dini antara lain dengan : 1. Masturbasi beberapa jam sebelum berhubungan intim, 2. Menggunakan gaya wanita di atas (women on top), 3. Sering bercinta dengan pasangan. 4. Menggunakan kondom yang lebih tebal bisa menjadi solusi untuk menunda ejakulasi. Dinding kondom yang tebal akan mengurangi sensitifitas kulit Mr.P saat penetrasi. 5. Alihkan pikiran ketika akan ejakulasi misalnya pikirkan sesuatu yang menganggu atau membosankan. 6. Tarik napas dalam-dalam sebelum ejakulasi terjadi. Cara ini dapat membantu menunda orgasme dengan memperlambat ejakulasi dan rangsangan. Gunakan Dua Teknik Ini 1. Teknik "Start and Stop" Anda dapat melakukan teknik ini baik sendiri maupun dengan bantuan pasangan. Caranya, Anda mulai melakukan rangsangan pada Mr.P dan menghentikannya beberapa saat ketika Anda merasakan akan mengalami ejakulasi. Hentikan rangsangan selama 30-60 detik. Kemudian mulai lagi rangsangan ketika Anda merasa dapat memegang kendali. Lakukan berulang-ulang selama 4-5 kali. Mulai rangsangan dan hentikan dan istirahat selama beberapa saat ketika merasakan hendak orgasme. Setelah itu, biarkan ejakulasi terjadi. 2. Teknik Squeeze Rangsanglah Mr.P Anda. Teknik "Squeeze" dilakukan dengan meremas batang Mr.P (antara kulup dan kepala Mr.P) menggunakan ibu jari dan jari telunjuk & tengah sekitar 30 detik sebelum Anda akan ejakulasi. Mungkin ini akan menghentikan ejakulasi, tapi dapat mempengaruhi ereksi Anda, setidaknya sampai Anda merangsangnya lagi. Anda dapat mengulangi proses ini 4-5 kali sampai Anda memutuskan untuk tidak menunda orgasme lagi. Agar efektif, metode ini harus dilakukan selama beberapa bulan dan tentu saja ini membutuhkan ketekunan besar dari pria dan pasangannya. Ide di balik teknik "Squeeze" adalah bahwa, setelah beberapa saat, Anda dapat mengenali kapan Anda hendak ejakulasi dan mungkin dapat menundanya saat berhubungan intim. Kedua teknik di ats mungkin akan membuat Anda frustrasi karena menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan paada kegiatan seksual Anda dan pasangan. Tapi, para ahli merekomendasikan cara-cara tersebut untuk setidaknya menunda ejakulasi dini. |
KOPI KESEHATANDIETHERBAL KEWANITAAN |